Museum Tsunami Aceh
salah satu bencana terbesar di Indonesia adalah ketika tsunami melanda aceh pada bulan Desember 2004 dan menewaskan sekitar 180.000 warga aceh. Dalam rangka memperingati tragedi itu, museum tsunami yang dibangun oleh Ridwan Kamil didirikan pada tahun 2011. Konsep bentuk museum dibuat menyerupai kemiripan kapal, yang tujuannya juga sebagai tempat perlindungan jika tsunami terjadi lagi. pengunjung yang datang ke museum Tsunami adalah orang-orang yang tinggal di aceh atau orang-orang yang kebetulan mengunjungi Aceh.
Untuk dapat menunjukkan museum ini kepada orang-orang di luar Aceh, diperlukan cara baru untuk menunjukkan museum ini kepada orang-orang di luar Aceh. 360indonesia mengambil 360 photo tempat yang ada untuk dijadikan sebagai virtual tour museum sehingga orang dapat merasakan suasana pada saat acara berlangsung tanpa harus pergi ke museum. Dengan virtual tour, kita bisa melihat museum mulai dari lorong gelap yang memiliki suasana mencekam disertai dengan gemuruh suara air yang menyerupai keadaan aslinya. bergerak di ruangan yang disebut ruang kesedihan, di mana kita bisa melihat nama-nama korban tertulis di sekitar ruangan dan juga kaligrafi Allah SWT di langit-langit. kemudian ke jembatan yang disebut ruang harapan, dan terdapat bendera negara-negara yang membantu pembangunan museum ini. 360indonesia bahkan memiliki hak istimewa untuk mengakses ke atap museum, di mana terdapat alarm pendeteksi tsunami sebagai peringatan ketika ada indikasi kemungkinan tsunami dan dari atas kita juga bisa melihat pemandangan sekitar museum tsunami.
One of the biggest catastrophes in Indonesia is when tsunami hit Aceh in December 2004 and killed approximately 180.000 Aceh citizens. In order to commemorate the tragedy, the Tsunami Museum built by RidwanKamil was established in 2011. The concept of the museum’s shape is made in resemblance of a ship, which purpose is also as a refuge if the tsunami ever happens again.
Visitors who come to the Tsunami Museum are people who live in Aceh or people whom by chance visiting Aceh. To be able to show this museum to people outside Aceh, a new way of showing this museum to people outside Aceh is needed. 360indonesia took photos of the existing rooms to serve as a Virtual Tour of the museum so that people can feel the atmosphere at the time of the event without having to go to the museum.
With Virtual Tour, we can see the museum starts from the dark alley that has a gripping ambience accompanied by the sound of water strokes that resemble the original state. Moving on to a room called the Space of Sorrow, where we can see the names of the victims written all around the room and also the word Allah SWT on the ceiling. Then to the bridge called the Space of Hope, which there are flags of the countries that helped the construction of the museum. 360indonesia even have the privilege to access the rooftop of the museum, where there is a tsunami detection alarm as a warning when there is any indication of a possible tsunami. From the top we can also see the scenery surrounding the Tsunami Museum.